Sydney adalah
sebuah rumah minimalis yang cantik dan sederhana. Berdiri ditengah sebuah
kota kecil yang damai. Pemiliknya adalah
harry seorang pria yang kini sudah lanjut usia. Sudah begitu banyak kenangan
yang mereka ciptakan bersama. Hari ini Harry akan pindah ke kota yang lebih
besar. Hans anaknya telah sukses dalam perantauan dan membeli rumah baru di
sana. Karena Hans adalah anak yang berbakti dan sayang dengan keluarganya dia
memboyong Harry untuk tinggal bersama dirumah yang lebih mewah.
Hari ini
cukup berat bagi rumah dan pemilik rumah itu. sydney yang ramah sudah dikenal
baik oleh kawanan burung pipit, pohon-pohon perdu bahkan anjing-anjing liar di
kota itu.
“Duk” sesuatu
menimpa atap
Lembaran daun
kelor yang telah diikat rapi menjadi satu. Sebuah surat dari kawanan burung
pipit yang terbang belum jauh dari rumah itu. hampir saja surat itu jatuh tepat
diatas kepala Hans yang tengah berbenah di halaman. Namun buru-buru Sydney
menahannya dengan talangan di atap yang biasa digunakan untuk menampung air
hujan. Hans sempat menengok ke atas sejenak saat mendengar bunyi talangan yang
berderit, Namun kemudian kembali sibuk megemasi barang-barang.
Sydney membuka
lembaran surat itu dan membacanya.
“Hai syd,
pagi ini kau terlihat murung. Tadi kami ingin menyapamu tapi agak ragu-ragu. Jadi
kami putuskan untuk mengirimkan surat ini saja”
“Kami dengar
dari Barney, anjing peliharaan jane. Hari ini Harry dan keluarganya akan pindah
keluar kota. Well sebenarnya semua orang di kota sudah mendengar kabarnya. Kau harus
senang karena Harry memiliki anak yang hebat”.
Sydney tersenyum
kecut, lalu meneruskan membaca surat itu.
“kekecewaan
yang sangat besar, apabila seseorang yang kau sayangi dan selalu bersama mu di
musim panas dan dingin. Tiba-tiba meninggalkan mu”
“Sakit sekali
bukan?”
“Karena
selama ini kau tentu menganggap dia akan selalu ada. Tapi pada akhirnya dia
meninggalkan mu”.
“Sydney yang
manis. Kita tidak bisa menghalangi dan menahan seseorang untuk pergi”
Jendela berderit
karena sydney mengusap air matanya. Hans menoleh lagi, tapi ia tak melihat
apapun.
“Buat apa sih
mengirimi ku surat begini, membuat bertambah sedih saja” umpat sydney dalam
hati
“Mustahil”
lanjut pipit dalam surat itu.
“sama
seperti, mustahil kita menahan siang agar tidak jadi malam. Mustahil kita
menahan musim dingin menjadi musim panas”
“sebab itu
telah menjadi ketetapan yang kemudian kita sebut dengan takdir. begitupun apa
dan siapa yang datang dan pergi dalam hidup kita”
“Apakah kita
yang mengatur dengan siapa kita akan berjumpa dan bersama?”
“Tidak kan?”
“Kita juga
tidak mengatur dengan siapa kita akan berpisah. Untuk menjadi abadi bersama
seseorang itu pilihan bagi mereka syd. Manusia seperti Harry punya hak membuat
pilihan dan keputusan dengan dengan siapa mereka akan bersama dan siapa yang
akan mereka tinggalkan”.
“Kita tidak bisa
menahan seseorang selamanya. Jika seseorang meninggalkan kita dan itu
pilihannya, memangnya siapa kita yang ingin menghalang-halangi”
“Tapi yang
terbaik akan selamanya bersama. Meskipun bukan berarti yang pergi itu tidak
baik. hanya saja, takdir telah tertulis demikian. Tentu ada pengajaran atas
itu. berterimakasih lah pada yang pernah tinggal syd”
“Jangan lupa
sampaikan pada Rubby tetangga mu. Untuk menghargai sebaik mungkin setiap waktu
saat dia masih bersama dengan keluarga Andi. Salam manis dari kami”
Sydney
tersenyum lega. Dia melempar surat itu kerumah di sebelahnya.
“Apa ini Syd?”
tanya Rubby
“Surat dari
kawanan burung nakal untukmu” jawab syd datar
“oh syd, aku
tau kau mencintai nya, tapi ini sudah berakhir kawan” ungkap Rubby usai membaca
surat itu
Sydney
menoleh dengan tatapan mengintimidasi.
“Kau lebih terdengar
mengumpat daripada memberi semangat”
“Aku lebih
suka memanggilmu Syd, Ney itu terdengar aneh bagiku” Rubby tertawa.
Hans sudah
mengemasi semua barang-barang. Sebelum masuk mobil Harry berbalik dan berdiri
mematung menatap Sydney cukup lama.
“Ayo ayah,
sudah waktunya pergi” Hans merangkul Harry
Sydney
tersenyum haru saat mobil yang membawa keluarga itu pergi menjauh meninggalkan
kota tempat sydney dibangun. Beberapa kawanan burung pipit hinggap di jendela,
juga beberapa kucing liar duduk diteras seakan ikut melepas kepergian Harry.
“Tidak
masalah Syd, kami akan sering menginap” ucap burung pipit yang kemudian
disambuut senyum hangat Sydney.
Banyak banget pesan dan nasehat yg di dapat. Selalu suka sama tulisanmu...😊😊
BalasHapusSenang bisa saling berbagi kebaikan ☺️
HapusKeten yu
BalasHapus