Langsung ke konten utama

Sekata


Ribuan kata itu menggerutu

Pada batu jalanan kota mu

Jangan ikut campur katanya

Ini luka ku

 

Kata demi kata tercecer

Dari buku kau tenteng itu

Berhamburan terbang bebas

Penuh di rongga dadaku

 

Sesak kau tau

Memang kemana akan ku bawa

Ku buang

Ku bakar

Atau ku robek saja

Ah jangan bercanda

 

Hanya diksi-diksi itu yang aku punya

Membakar puisiku

Memusnahkan aku

Jangan bercanda kataku

 

Puisiku tinta permanen

Puisi yang bebas

Milik siapa saja

Siapa saja yang jatuh hati padanya


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Flamboyan

Kembang merah di ujung kota Menunggu sapa angin utara Atau langkah kuda penarik kereta Pembawa berita dan simfoni cinta Flamboyan Kaulah yang dirindukan Sang pengembara Yang menapaki keringat tanpa huru hara Hingga puncak almamater para ksatria Jika bungamu jatuh berguguran Dalam semerbak wangi sinar pesona Kau ucapkan selamat datang Pada pengembara berpedati tua Yang tak henti berucap bahagia Karena perjalanan panjangnya tidak sia-sia Berakhir dibatas kota... Susilo Bambang Yudhoyono Semarang 24 Januari 2004