Langsung ke konten utama

Fatadra

 (Dimana dongeng bermula)


Seorang gadis sedang menggambar matahari untuk ditunjukan pada ibunya. Namun malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih. Sepasang suami istri bangsawan yang sedang melintas melihatnya. Istri bangsawan hamil besar.

"Sayang berikan aku lukisan yang dipegang anak itu aku menginginkan nya". 

Tanpa menunggu ia menghampiri gadis kecil itu.

"Hai nak, siapa namamu?"

"Aku Fatadra dan aku menyukai matahari"

Bangsawan terkekeh

"kau menamai dirimu seperti nama kota ini nak" ucap suami bangsawan.

"Berikan lukisan itu, kau akan kuberikan hadiah permen"

"Lukisan ini untuk ibuku" sang anak menolak

Bangsawan yang terbiasa selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa bantahan pun merasa tersinggung dan merebut paksa lukisannya.

Sang anak menangis sampai gemetar, sebab tak mampu mempertahankan haknya. Sedang orang-orang yang melihat hanya memberi sumpah serapah secara bisik-bisik. Sebab uang menciptakan sebuah siklus yang mengerikan untuk manusia dalam berkehidupan. Hal-hal demikian sudah jadi pemandangan biasa disana. Sebab tak ada yang berani melawan.

Waktu berlalu cepat, kisah berpindah pada sebuah tempat diujung pulau Fatadra.
 
Suny gadis muda yang unik, hidup dalam kegelapan yang bersinar. Dengan rambut coklat, kulit putih bersih dan mata biru yang cemerlang. Jiwanya hidup dalam berlembar-lembar buku dan goresan pena di sebuah pulau fatadra.

Dengar-dengar dia gadis sebatang kara. Pemerintah fatadra memberinya pendidikan gratis disana. Sayang bangku pendidikan yang semestinya menjadi pusat dan teladan nomor satu dalam moral dan kecerdasan malah menjadi tempat mengerikan.

Suny terasing dalam kelompok-kelompok yang takut perbedaan. Para pendidik yang butuh makan dan peraturan yang dirancang untuk menjadi siklus perputaran uang. 

Gadis muda itu berbakat, dia memiliki kecerdasan dan kecantikan alami seorang perempuan. Sayangnya kelebihan selalu menimbulkan iri hati pada beberapa manusia yang serakah. Hari itu, sebuah kejadian hebat berlangsung di fatadra. Bunga-bunga cantik tumbuh dalam sekejap mata diseluruh tempat, langit menjadi biru cerah, burung-burung beragam jenis beterbangan bersamaan dengan beberapa kupu-kupu cantik yang hilir mudik menghisap sari bunga. Seketika itu juga fatadra bak negeri dongeng yang menakjubkan. Hal itu bukan pertama kalinya terjadi. Namun tak seorang pun mengerti apa alasannya.

Sunny duduk dibelakang sekolah menikmati bekal makan siangnya. Di sebuah tempat teduh yang terbuat dari akar-akar menjalar membentuk kubah kecil dengan beberapa kelinci menemani nya. Seketika hawa sejuk seperti menghilang dari sana, manakala Lucy dan teman-temannya datang membuat keributan. Suny selalu menjadi target utamanya.

Bekal sunny di rebut paksa dan dibuang ke tanah, sambil tertawa lussy mengambil tas sunny untuk dibawa pergi, namun kali ini sunny tidak diam, dia menahan tas itu dengan tenaga yang cukup kuat hingga membuat Lusy terkejut.

"Ambillah apapun tapi biarkan aku menyimpan buku pemberian ibuku yang ada di dalam tas ini"

"Kau tidak punya hak untuk bicara lebih banyak lagi" ucap lussy sambil menarik tas itu

Sebab perlawanan yang sunny berikan dia akhirnya dipukul hingga pingsan. 

Sepulang sekolah lussy dan teman-temannya membuka buku berwarna biru itu. Dongeng fatadra terjawab sudah. Semua yang terjadi tertulis rapi di buku tua pemberian orang tua Suny. Bahkan kejadian hari ini telah tercatat dua hari yang lalu di disana.

"Beraninya bedebah itu menyembunyikan hal menarik seperti ini dari dunia" Lussy tersenyum licik.

Tanpa pikir panjang Lussy dan teman-teman nya menuliskan segala hal yang mereka inginkan terjadi. Seperti menikah dengan pria sempurna, menjadi orang paling kaya, bahkan ada yang menuliskan ingin tinggal di surga.

Hari berlalu, tak ada hal² istimewa terjadi. Anehnya satu persatu teman Lusy menghilang entah kemana, tak ada yang mencari, seperti mereka memang tak pernah ada sebelumnya dan hanya Lusy yang menyadarinya.

Lussy berusaha mencari Suny keseluruhan penjuru fatadra, namun nihil. Suny pun seperti lenyap ditelan bumi. Hingga sampai disuatu senja yang gembira, burung-burung pulang ke sarang suasana hening dengan langit bersinar keemasan terang. Lussy perlahan memudar, dengan sekuat tenaga ia berteriak meminta bantuan tak ada yang datang kecuali Suny yang entah muncul dari mana.

"Lussy Fatadra tidak pernah berada dalam genggaman ku, namun ia selalu disini" Suny memberi isyarat dengan telunjuk mengarah ke hatinya

"Juga antara aku dan tuhan, tulisan bukanlah takdir yang akan tergores pada dunia. Namun, ia lebih dari cukup menjadi doa. Jika terkabul maka jadilah"

Lussy menatap nanar dengan air mata yang membanjiri sisa tubuhnya yang mulai memudar.

"Jika batas takdir tidak pernah ditentukan, maka angkatlah pena dari tangan mu sekali lagi untuk meminta versi terbaik dari ku di kehidupan ini". Ucap lussy terakhir kali sebelum akhirnya ia benar² hilang.

Suny tersenyum sinis.
"aku adalah Fatadra dan aku menyukai matahari"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Samboja Di Tanah Lapang

Untuk samboja di tanah merah yang lapang.  Pada senja itu aku pulang. Aku melihat kesederhanaan menemukan rumah-rumahnya yang nyaman dan kalimat-kalimat menjadi indah dalam puisi. Pada senja itu ku lihat bunga-bunga layu untuk mekar kembali esok pagi. Katanya bahagia tak akan punya tempat di dunia bila kesedihan tidak tercipta.  Pada senja itu ku lihat kau yang samar-samar melangkah pergi, memilih asing sebagai tempat sembunyi. Aku hanya bisa membersihkan ruang tamu rumah kita, menata vas bunga, membersihkan debu-debu dari potret  k ebahagiaan yang diabadikan beberapa bulan lalu.  Ku nyalakan pendingin ruangan dalam temperatur sedang agar nanti saat kau pulang tetap merasa nyaman.  Meski bulan seringkali mencuri kisah ku dari balik awan malam. Meski air mata yang kita pendam sudah membanjiri rumah ini berkali-kali, menenggelamkan kalimat-kalimat di kepala kita, meski berkali-kali ruangan ini sunyi, mengeraskan denting jam dinding. Aku tak mengerti kata lari. Aku...

Untitled

Pernah gak sih kamu berada pada satu keadaan yang diluar kotak sama seseorang, maksudnya out of the box gitu loh. Keadaan nya aneh, misalnya kaya, kalian gak ngomong tapi saling bicara, gak ketemu tapi saling ketemu gitu. Gimana ya jelasinnya. Diluar angkasa banget kan?  Kalo dipikir-pikir ternyata kata-kata itu terlalu miskin untuk mendeskripsikan suatu keadaan. Tapi sebenarnya yang complicated itu bukan keadaan nya sih, lebih ke perasaan yang hadir dalam keadaan itu. Contohnya kaya, kamu bisa  mendeskripsikan perasaan senang, sedih, marah, tapi ada perasaan-perasaan lain yang gak ada namanya. Percaya gak? Mungkin agak sulit dimengerti ya. Contoh sederhananya itu kayak misal ada dua orang beda agama pacaran. Logikanya kan mending gak usah pacaran, atau kalo udah terlanjur putus aja. But pada praktek lapangannya ada perasaan yang ga punya nama tadi nimbrung dalam keadaan mereka sehingga ter konversi lah keadaan simple tadi jadi keadaan "rumit". Paham kan?  Tapi apa iya ad...

Selembar senyum beku

Kalo diingat-ingat lagi kita banyak singgah di tempat-tempat spesial. Terimakasih untuk orang-orang yang sudah membawa ku kesana.  Tapi sayang nya kalau dirasa-rasa kembali, kita sekarang tak bisa lebih spesial dari tempat itu. Setiap manusia punya perjalanan dan ceritanya sendiri oleh karena itu dalam sebuah sejarah ada beragam sudut pandang.  Tidak ada yang bisa memaksa kita untuk mempertahankan segala sesuatu yang fana,  dia bisa rusak kapan saja dengan sebab-sebab yang bisa saja terdengar konyol. Kita memang harus membiasakan diri. Terbiasa untuk hilang dalam kehilangan, terbiasa untuk biasa saja pada hal-hal yang melukai pikiran dan perasaan kita. Dan hal lain yang tak kalah penting, kita harus belajar mencintai alur cerita kita masing-masing.  Pada setiap pertemuan, pada setiap kebahagiaan, juga pada seluruh kesedihan di atas bumi ini memiliki ujiannya sendiri.  Tidak ada yang terlalu terluka dari yang lainnya, atau terlalu bahagia melebihi manusia lain....