Langsung ke konten utama

Catatan Mou (Ini Bukan Buku Harian)

Selamat bermalam Selasa

Hai, so long time no see

Aku Mou, dan aku suka menulis karena aku suka membaca. Aku selalu bilang tentang membaca pada teman baik ku Irene bahwa membaca tidak selalu tentang buku yang memiliki lembaran-lembaran dengan halaman di rak perpustakaan. Atau literasi-literasi dengan peraturan baku dan ejaan yang disempurnakan. Membaca bisa tentang apa saja yang mata kita tangkap, dan telinga kita dengar, membaca juga bisa tentang merasa dengan indera perasa yang kita miliki.

 

Ini bukan diary, tapi sering kali orang bilang kisah mereka tertulis disini. Aku sempat berfikir untuk tidak menulis lagi. Karena pernah membaca kesedihan dalam satu halaman yang begitu berkesan menurut ku. Halaman yang indah dan penulis yang hebat membuat ku terbawa suasana, kesedihan yang dalam pada suatu alur cerita. Dan suatu ketika tokoh favorit ku harus mati, aku merasa tenggelam dalam kisah itu. Hingga berfikir kematian juga lebih baik untukku. Lama waktu berlalu, hingga aku menyadari masih ada halaman berikutnya yang jauh lebih indah dengan tokoh yang juga jauh lebih mengagumkan. 

Iya tepat sekali, karena penulis hebat itu aku putuskan untuk menulis lagi. Selain itu juga aku masih punya janji pada seorang teman lama untuk menuliskan kisah cintanya pada seorang pria sempurna. Tolong jangan tertawa, ini tidak berlebihan pria yang dia ingin aku tuliskan itu memang lelaki yang sempurna, dia hanya satu dan satu-satunya. Dan kurasa kamu juga salah satu yang tau kesempurnaan nya meski tak pernah melihatnya secara langsung.

 

Banyak orang bilang menjadi penulis sama hal nya menjadi terlalu melankolis. Namun kataku, menjadi terlalu melankolis hanya untuk mereka yang suka menulis tanpa membaca. Karena, dari membaca aku menyadari satu hal, bahwa pikiran kita harus lebih kuat daripada perasaan. Kalo dipikir-pikir beberapa keputusan buruk yang terjadi dalam kehidupan sebab terlalu banyak emosi yang terlibat.

Sebenarnya tidak sulit, jika menulis hanya sekadar menyusun satu persatu huruf dengan pena. Iya, tidak sulit jika menulis hanya sekadar membuat tulisan. Namun, tulisan yang lahir dari hati akan sampai ke hati pula. Dan itulah problemnya, agak sedikit menyebalkan harus jujur padamu bahwa aku masih berusaha membaca tentangnya lebih dekat lagi.

Ada banyak hal yang ingin aku tulis hari ini, seperti ketika saat sekarang diluar langit sedang cerah, setelah sesaat sebelumnya hujan. Iya cuaca hari ini adalah bacaan baru dengan kisah lama. Bahwa hidup ini bisa berubah kapan saja karena satu kejadian sepele, dan tak seorang pun tau apa yang akan terjadi esok hari. 

Atau saat dimana aku meminta pendapat untuk menulis lagi, dan yang ditanyai juga memiliki keinginan yang sama meski dengan cara yang jauh "berbeda" kemudian aku menepuk jidat dengan tersenyum setelah mendengar jawabannya.Juga tentang hal-hal yang kata mereka tidak ada di dunia nyata, seperti unicorn misalnya.

ya aku Mou, gadis yang suka membaca. Aku ingin temukan halaman terakhir dari berbagai buku dirak impian yang sudah tertulis jauh sejak aku belum mengenal bagaimana membaca itu sendiri.


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Flamboyan

Kembang merah di ujung kota Menunggu sapa angin utara Atau langkah kuda penarik kereta Pembawa berita dan simfoni cinta Flamboyan Kaulah yang dirindukan Sang pengembara Yang menapaki keringat tanpa huru hara Hingga puncak almamater para ksatria Jika bungamu jatuh berguguran Dalam semerbak wangi sinar pesona Kau ucapkan selamat datang Pada pengembara berpedati tua Yang tak henti berucap bahagia Karena perjalanan panjangnya tidak sia-sia Berakhir dibatas kota... Susilo Bambang Yudhoyono Semarang 24 Januari 2004