Kalo dipikir-pikir ternyata kata-kata itu terlalu miskin untuk mendeskripsikan suatu keadaan. Tapi sebenarnya yang complicated itu bukan keadaan nya sih, lebih ke perasaan yang hadir dalam keadaan itu. Contohnya kaya, kamu bisa mendeskripsikan perasaan senang, sedih, marah, tapi ada perasaan-perasaan lain yang gak ada namanya. Percaya gak? Mungkin agak sulit dimengerti ya. Contoh sederhananya itu kayak misal ada dua orang beda agama pacaran. Logikanya kan mending gak usah pacaran, atau kalo udah terlanjur putus aja. But pada praktek lapangannya ada perasaan yang ga punya nama tadi nimbrung dalam keadaan mereka sehingga ter konversi lah keadaan simple tadi jadi keadaan "rumit". Paham kan?
Tapi apa iya ada perasaan kaya gitu yang bisa menciptakan keadaan tanpa nama. Atau jangan-jangan sebenarnya cuman hayalan aja. Karena kalo kata salah satu buku yang pernah aku baca "orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri, sibuk merangkai kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap"
Aku lebih percaya itu sebenarnya bisa aja cuman hayalan. Karena aku gak pernah percaya sama yang namanya kebetulan. Ya jelas kan, segala hal terjadi karena memang ada alasannya.
Komentar
Posting Komentar